Investasi properti makin marak karena properti sebagai kebutuhan Primer dan salah satu investasi dengan kapital gainnya tinggi, dan istilah investasi pun ada dua jenis istilah binisnya. Ada istilah properti syariah dan konvensional.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai perbedaan properti syariah dan konvensional.
1. Pihak yang Terlibat
Secara umum, proses kontrak konvensional membutuhkan keterlibatan nasabah, developer, dan bank. Di sisi lain, akad jual beli properti syariah adalah proses yang hanya melibatkan konsumen dan pihak pengembang saja.
2. Proses Transaksi
Berbeda dengan jual beli pada properti konvensional yang menerapkan bunga dan denda, pada transaksi syariah tidak menggunakan kedua sistem tersebut. Sebab, keduanya dianggap sebagai unsur riba yang mana dilarang dalam akad jual beli.
3. Mitigasi Kerusakan pada Rumah
Pada umumnya, properti konvensional menggunakan asuransi rumah dalam menanggulangi risiko kerusakan, baik itu karena kecelakaan atau bencana alam.
Sementara itu, properti syariah tidak menggunakan asuransi. Sebab, akad dalam asuransi dinilai mengandung ketidakjelasan yang mana tidak sejalan dengan kaidah dalam islam.
4. Kebijakan bagi Konsumen yang Gagal Bayar
Sanksi bagi konsumen yang gagal membayar properti konvensional dapat berupa denda atau penyitaan. Namun, pada program syariah tidak menggunakan cara seperti itu. Ketika konsumen menghadapi kondisi tidak dapat melunasinya, pihak developer akan memberikan tawaran terbaik menurut hukum Islam.
5. Proses Pembangunan Rumah
Dilakukannya proses pembangunan properti syariah adalah setelah konsumen membayar uang booking fee, DP, dan cicilan.Sedangkan, konvensional juga menerapkan sistem inden, tetapi banyak juga yang menggunakan sistem ready stock.
Keuntungan dan Kelemahan Properti Syariah
Dari uraian penjelasan investasi properti syariah di atas, kita dapat menyimpulkan banyak kelebihan dan kekurangan perumahan syariah.
Penjelasan mengenai keuntungan properti syariah adalah sebagai berikut:
- Terbebas dari riba
- Tanpa BI checking
- Jumlah pembayaran tetap
- Akad yang digunakan adalah akad istishna atau akad jual beli berupa booking rumah dengan syarat-syarat tertentu.
- Tidak adanya resiko sistem penyitaan, penalti, dan denda
- Cicilan yang singkat
- Memiliki beragam fasilitas pendukung spiritual, seperti rumah tahfidz dan masjid
- Rutin mendapatkan edukasi tentang syariat Islam
Adapun, kekurangan properti syariah adalah sebagai berikut
- Tidak memiliki asuransi jika terjadi kerusakan pada properti syariah
- Pembangunan dan akad yang dilakukan lebih lama
- Besarnya biaya perawatan properti syariah
- Dimisalkan suku bunga BI turun tidak mempengaruhi cicilan atau iuran
- Tidak memiliki sertifikasi halal/syariah dari MUI
Itu dia ulasan mengenai apa itu properti syariah hingga cara bisnis properti syariah. Nah, jika Sobat ADI ingin mendapat keuntungan sembari menghindari mudharat, coba saja investasi atau bisnis dalam bidang properti syariah ya!
Yuk simak informasi menarik lain tentang bisnis dan investasi diAkademi Developer Properti(ADI)